Komisi ll DPRD Pessel diminta Turun Kelapangan,Terkait Tidak Berfungsinya WTP PDAM Tirta Langkisau,Sesuai Permintaan Masyarakat Pelanggan

    Komisi ll DPRD Pessel diminta Turun Kelapangan,Terkait Tidak Berfungsinya WTP PDAM Tirta Langkisau,Sesuai Permintaan Masyarakat Pelanggan
    Kantor PDAM Tirta Langkisau Painan

    Pesisir.Selatan.-Keluhan masyarakat terhadap buruknya kualitas air yang dijual Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Langkisau, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) berbuntut panjang dan menuai protes dari Masyarakt pengguna air.

    Masalahnya  masyarakat pelanggan mempertanyakan keberadaan Water Treatment Plant (WTP) yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya sehingga kwalitas air yang di hasilkan jauh dari harapan dan nilai sehat.

    "Sebagai masyarakat pengguna air dan konsumen kami mempertanyakan keberadaan WTP yang ada di Pessel, termasuk juga yang terdapat di Nagari Painan Timur ini. Sebab bila sarana itu memang berfungsi sebagaimana mestinya, tentu air yang dialirkan ke rumah kami tidak keruh seperti saat ini, " kata Yasni 51, warga Painan Timur kepada media ini  Selasa (2/4).

    Dia berharap pihak terkait turun ke lapangan untuk menyelidiki keberadaan WTP yang tidak berfungsi sebagai sarana untuk mengelola air dari kualitas air baku menjadi air siap untuk dikonsumsi tersebut.

    "Sebab bila ini tidak ditanggapi secara serius, maka kondisi ini akan terus berkepanjangan. Selain itu, mendapatkan air yang sehat berkualitas dan higienis, merupakan hak kami sebagai konsumen, " ujarnya.

    Harapan yang sama juga disampaikan Herman (47, ) pelanggan lainnya di Nagari Inderapura Utara, Kecamatan Air Pura, kepada awak.media  Selasa (2/4).di painan.

    "Kami berharap pihak PDAM Tirta Langkisau sebagai penyedia jasa air bersih bisa memberikan pelayanan yang terbaik kepada kami sebagai konsumen. Sebab keluhan ini sudah belasan tahun kami rasakan. Kalau memang WTP itu difungsikan, tentu kualitas air yang dialirkan tidak sejelek saat ini, " ujarnya.

    Ditambahkan Jumadil lagi bahwa air yang disalurkan ke rumahnya itu berpusat dari bak penampungan yang terdapat di Nagari Lubuk Betung Inderapura, kecamatan Airpura.

    "Saya merasakan sepertinya bak penampungan air yang terdapat di Nagari Lubuk Betung Inderapura itu tidak melalui pengelolaan sebagaimana mestinya sebuah WTP. Sehingga bila air keruh di hulu, maka yang sampai ke rumah juga keruh, demikian juga sebaliknya, " kata Jumadil lagi.

    Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) LSM Komunitas Pemantau Korupsi Nusantara Pessel, Han Yusfik Pnk Dtk Sati, menyampaikan Selasa (2/4) bahwa keberadaan WTP PDAM Tirta Langkisau ini perlu dipertanyakan.

    "Pasalnya bila memang air yang dijual oleh PDAM itu sudah diolah melalui WTP, tentu kualitasnya bagus dan tidak keruh sebagaimana saat ini walaupun hari hujan, " katanya.

    Hal itu dia sampaikan, karena fungsi WTP itu adalah untuk mengelola air dari kualitas air baku (influent) terkontaminasi untuk mendapatkan perawatan kualitas air yang diinginkan sesuai standar mutu atau siap dikonsumsi.

    "Karena kualitasnya dikeluhkan oleh konsumen, sehingga ini menjadi pertanyaan, dan ada indikasi bahwa WTP itu tidak difungsikan sebagaimana mestinya, " ujar Han Yusfik.

    Agar keluhan masyarakat konsumen tersebut tidak menjadi bola liar, dia meminta kepada Komisi II DPRD Pessel sebagai mitra PDAM Tirta Langkisau untuk melakukan pemanggilan terhadap direktur dan pejabat terkait lainnya.

    "Tentunya untuk melakukan hearing, serta juga turun ke lapangan guna melihat secara langsung kondisi WTP yang dikatakan ada tersebut. Ini saya sampaikan agar kecurigaan terhadap penggunaan anggaran operasional WTP tidak muncul dari masyarakat yang dianggarkan setiap tahunnya oleh perusahaan pelat merah ini, " ujarnya.

    Hal senada juga disampaikan Ketua LSM Forum Bersama Laskar Merah Putih Pessel, Sidi A Gaspur Tanjung juga menegaskan, sebagai perusahaan plat merah di daerah, PDAM Tirta Langkisau diminta tanggung jawabnya kepada masyarakat sebagai penyedia jasa air minum di daerah itu.

    "Sebab pemerintah pusat melalui bantuan hibah, sudah menanamkan banyak investasi ke perusahaan pelat merah ini guna memenuhi kebutuhan dasar masyarakat terhadap air bersih. Bahkan nilainya sudah mencapai ratusan miliar rupiah. Dana itu digunakan untuk membangun WTP, jaringan instalasi, dan lainnya, " tegas Gaspur pula.

    Gambaran nilai investasi itu diasumsikan nya berdasarkan biaya pembangunan 1 unit WTP dan reservoir 30 liter per detik senilai Rp 17 miliar tahun 2017 lalu di Tapan. 

    "Ya, biaya 1 unit WTP ini dapat dilihat dari pembangunan yang sudah dilakukan di Tapan, Kecamatan Basa Ampek Balai pada tahun 2017 lalu dengan nilai Rp 17 miliar. Jika jumlahnya sudah 290 unit seperti dijelaskan Kabag Teknis, PDAM Tirta Langkisau, Hendra Azmi sebagaimana diterbitkan media ini Kamis (28/3) lalu, bisa dibayangkan sudah berapa nilainya, " ujar Gaspur heran.

    Dikabarkan  sebelumnya, konsumen PDAM Tirta Langkisau sampaikan kekecewaannya, karena sudah puluhan tahun menjadi pelanggan namun tidak pernah mendapatkan air yang bersih higienis dan berkualitas dari penyedia jasa pengadaan air ini.. (***)

    Adi Kampai

    Adi Kampai

    Artikel Sebelumnya

    Belum Genap 4 Bertugas, IPTU Zarwiko Irzal...

    Artikel Berikutnya

    Walikota Zul Elfian Umar ikuti Senam Sehat...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Tony Rosyid: Ikut Pilgub Jakarta, Anies Disambut Antusias Para Pendukungnya
    Perkuat Sinergitas Dalam Penanganan Kasus Kekerasan, DP3AP2KB Gelar Rakor Lintas Sektoral
    Pemko Payakumbuh Apresiasi SMPN 4 Pada Gelar Wisuda Tahfiz Kedua Kalinya
    MTsN 10 Pesisir Selatan Adakan Acara Perpisahan Kelas 9 Sebanyak 192 Orang, Kepala Madrasah Tidak Hadir
    Luar Biasa, Pemko Bukittinggi Kembali Raih Opini WTP Kesebelas Secara Berturut- Turut

    Ikuti Kami